Minggu, 22 Desember 2013

LUASNYA SAMUDERA RAHMAT ALLAH


بســـــــم اللـــــه الرحمـــــــن الرحيـــــــم

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang

Melalui "Basmalah" di atas, Allah memperkenalkan diri-NYA bahwa Dia adalah yang Maha Rahman (kepada semua makhluq-NYA tanpa pilih kasih, baik yang beriman maupun yang kafir) dan Maha Rahim (kepada Makhluq-NYA yang beriman di akherat kelak).

Jumhur mufassir berpendapat bahwa bentuk فعلان tidak sama dengan bentuk فعيل. Jadi, al-Rahman berbeda dengan al-Rahim. Al-Rahman  adalah bentuk mubalagah (bermakna: Yang mempunyai rahmat yang tiada tandinganya). Karena itu, lafazh al-Rahman tidak ada mutsanna dan jama’-nya, merupakan nama khusus bagi Allah Swt, tetapi berbuat secara umum, yakni sebagai Pemberi nikmat kepada seluruh orang muslim dan yang bukan orang muslim. Sedangkan al-Rahim ada bentuk mutsanna dan jama’-nya, merupakan nama umum, tetapi berbuat secara khusus, yakni sebagai pemberi nikmat kepada khusus orang mukmin. Sebagaimana firman Allah swt, dalam QS Al-Ahzab (33) : 43.

وكان باالمؤمنين رحيما

"Dan Dia (Allah) maha penyayang kepada orang-orang mu’min". 

Rahmat (kasih sayang) Allah sangatlah luas, bahkan mengalahkan amarah-NYA, karena itu kita hendaklah selalu berharap besar dengan-NYA. Firman Allah:

.............. وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ.......


............. dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu………. (QS. Al-A’raaf: 156)

* قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ. وَأَنِيبُوا إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ.


"Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak dapat lagi mendapatkan pertolongan.” (QS. Az Zumar: 53-54)

Kisah seorang pelacur yang masuk surga

Pada suatu hari, dalam suatu majelis, seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai, Rasulullah. Apakah hanya orang-orang ahli ibadah saja yang akan masuk surga?”

Dengan tegas Rasulullah menjawab, “Tidak. Sesungguhnya, seseorang itu masuk surga bukan semata-mata karena ibadahnya, melainkan karena ketulusan cintanya kepada Allah.”

Penasaran, orang itu bertanya lagi, “Apa itu berarti… hanya para auliya' dan alim-ulama' saja yang akan masuk surga?”

Rasulullah kembali menegaskan, “Tidak, bukan begitu. Karena sesungguhnya telah ada seorang pelacur yang masuk ke surga.”

Keruan saja semua yang hadir di majelis itu jadi kaget dan bertanya-tanya. Maka Rasulullah lalu menceritakan mengenai pelacur itu.

Suatu hari, di tengah suatu musim kemarau yang amat kering, tutur Rasulullah, ada seekor anjing liar yang hampir mati kehausan. Anjing ini amat buruk rupanya dan penuh kudis badannya. Karena amat hausnya, anjing itu sampai menjilat-jilat tanah lembab di depan rumah seorang ulama terkenal. Melihat makhluk menjijikkan itu, si ulama segera mengusirnya dan bahkan melemparinya dengan batu.

Pelacur dan anjing kurap adalah ciptaan Allah yang Maha Pengasih, maka kasihilah sebagaimana Allah juga mengasihi mereka.

Anjing itu lari ketakutan sampai ke luar desa, dan akhirnya – karena lelah dan kehausan – hewan malang itu ambruk di pinggir sumur. Nampaknya, tak ada harapan lagi buat anjing itu. Dia pasti mati kalau tidak segera mendapatkan minum.

Namun di saat kritis itu, lewat seorang pelacur. Ia melihat anjing itu, terbaring putus asa dengan lidah terjulur dan napas tersengal-sengal, dan ia merasa iba. Maka, ia lalu melepas terompahnya (alas kakinya) dan merobek gaunnya. Dengan sobekan gaun dan terompah itu ia lantas membuat timba untuk mengambil air dari sumur, lalu memberi anjing itu minum.

Setelah puas minum, anjing itu sehat kembali dan lantas pergi. Si Pelacur merasa gembira melihat anjing itu tidak jadi mati kehausan. Melihat apa yang telah diperbuat oleh hamba-Nya yang pelacur itu, Allah mengatakan kepada malaikatnya: “Catatlah hamba-Ku itu. Dia adalah salah satu hamba-Ku yang akan masuk surga pertama.”

“Subhanallah…!” puji orang-orang yang hadir dalam majelis itu, dengan harapan baru tumbuh dalam hati mereka akan kasih sayang Allah.

 

Kisah Pembunuh 100 nyawa yang Masuk Surga

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebelum kalian (dari kalangan bani Israil ada seorang lelaki yang telah membunuh 99 jiwa, kemudian dia bertanya tentang orang yang paling pandai di muka bumi. Dia diberitahu adanya seorang ahli ibadah, dia pun mendatanginya, dia berkata, bahwa dia telah membunuh 99 jiwa, apakah ada kesempatan untuk bertaubat?. Ahli ibadah itu menjawab, ‘Tidak’. Kemudian lelaki tadi membunuhnya, sehingga dia menyempurnakan jiwa yang telah dia bunuh menjadi 100. Dia bertanya lagi tentang orang yang paling alim di muka bumi ini. Dia diberitahu adanya seorang alim. Dia bertanya kepadanya, bahwa dia telah membunuh 100 jiwa, apakah ada kesempatan untuk bertaubat ? Orang alim itu berkata, ‘Ya’. Apa yang menjadi penghalang untuk bertaubat? Pergilah ke daerah itu, di dalamnya ada banyak orang yang beribadah kepada Allah Ta’ala, maka beribadahlah kepada Allah Ta’ala dengan mereka. Dan jangan kembali ke daerahmu, karena ia tempat yang dipenuhi dengan keburukan. Lelaki itu kemudian meninggalkannya dan menuju ke daerah yang disarankan . Ketika di pertengahan jalan Malaikat Maut mengambil ruhnya (dia meninggal dunia). Malaikat pembawa rahmah dan malaikat pembawa adzab berselisih tentangnya. Malaikat rahmat berkata, ‘Dia telah datang dengan bertaubat kepada Allah Ta’ala.’ Malaikat adzab barkata, ‘Dia tidak pernah melakukan kebaikan sedikit pun’. Datanglah seorang malaikat dalam bentuk manusia sebagai penengah di antara keduanya. Dia berkata, ‘Ukurlah antara kedua daerah tersebut, mana yang lebih dekat, maka itu adalah bagiannya’. Keduanya pun melakukan itu, dan mendapatinya lebih dekat kepada daerah yang dituju. Kemudian Malaikat Rahmat membawanya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Kisah dalam hadits ini shahih yang disebutkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim. Di dalam kisah ini terdapat banyak pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua, bahwa kita tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah.

Hadist Shahih Bukhari No. 2955 ; dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ; “Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluq, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang berada di sisi-Nya di atas ai-‘Arsy (yang isinya): “Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku".

Dari Abu Hurairah ra berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:” Allah menjadikan rahmat 100 bagian, 99 bagian Allah tahan, dan Allah turunkan ke bumi satu bagian. Satu bagian itulah yang menyebabkan sesama mahluk saling menyayangi sampai kuda mengangkat telapak kakinya dari anaknya khawatir mengenainya” (Muttafaqun ‘alaihi).

Hanya kepada-NYA tempat kembali, tempat mengadu, tempat memohon kasih sayang-NYA yang agung.

Bagi yang menginginkan bimbingan spiritual, bisa menghubungi Abah Abdul Karem (hp. 085337609896).

 

Oleh: Ummu Naila, Semoga Allah menyelimutinya dengan luasnya rahmat-NYA.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar