بســـــــم اللـــــه الرحمـــــــن الرحيـــــــم
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang
Melalui "Basmalah" di atas, Allah memperkenalkan diri-NYA bahwa Dia adalah yang Maha Rahman (kepada semua makhluq-NYA tanpa pilih kasih, baik yang beriman maupun yang kafir) dan Maha Rahim (kepada Makhluq-NYA yang beriman di akherat kelak).
Jumhur mufassir berpendapat bahwa bentuk فعلان tidak sama dengan bentuk فعيل. Jadi, al-Rahman berbeda dengan al-Rahim. Al-Rahman adalah bentuk mubalagah (bermakna: Yang mempunyai rahmat yang tiada tandinganya). Karena itu, lafazh al-Rahman tidak ada mutsanna dan jama’-nya,
merupakan nama khusus bagi Allah Swt, tetapi berbuat secara umum, yakni
sebagai Pemberi nikmat kepada seluruh orang muslim dan yang bukan orang
muslim. Sedangkan al-Rahim ada bentuk mutsanna dan jama’-nya,
merupakan nama umum, tetapi berbuat secara khusus, yakni sebagai
pemberi nikmat kepada khusus orang mukmin. Sebagaimana firman Allah swt,
dalam QS Al-Ahzab (33) : 43.
وكان باالمؤمنين رحيما
"Dan Dia (Allah) maha penyayang kepada orang-orang mu’min".
Rahmat (kasih sayang) Allah sangatlah luas, bahkan mengalahkan amarah-NYA, karena itu kita hendaklah selalu berharap besar dengan-NYA. Firman Allah:
.............. وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ.......
............. dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu……….
(QS. Al-A’raaf:
156)
* قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا
تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ
جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ. وَأَنِيبُوا إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ.
"Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang melampaui batas
terhadap diri-diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Zat
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan
berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak dapat
lagi mendapatkan pertolongan.” (QS. Az Zumar: 53-54)
Kisah seorang pelacur yang masuk surga
Pada suatu hari,
dalam suatu majelis, seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai,
Rasulullah. Apakah hanya orang-orang ahli ibadah saja yang akan masuk surga?”
Dengan tegas
Rasulullah menjawab, “Tidak. Sesungguhnya, seseorang itu masuk surga bukan
semata-mata karena ibadahnya, melainkan karena ketulusan cintanya kepada
Allah.”
Penasaran, orang itu
bertanya lagi, “Apa itu berarti… hanya para auliya' dan alim-ulama' saja yang akan
masuk surga?”
Rasulullah kembali
menegaskan, “Tidak, bukan begitu. Karena sesungguhnya telah ada seorang pelacur
yang masuk ke surga.”
Keruan saja semua
yang hadir di majelis itu jadi kaget dan bertanya-tanya. Maka Rasulullah lalu
menceritakan mengenai pelacur itu.
Suatu hari, di
tengah suatu musim kemarau yang amat kering, tutur Rasulullah, ada seekor
anjing liar yang hampir mati kehausan. Anjing ini amat buruk rupanya dan penuh
kudis badannya. Karena amat hausnya, anjing itu sampai menjilat-jilat tanah
lembab di depan rumah seorang ulama terkenal. Melihat makhluk menjijikkan itu,
si ulama segera mengusirnya dan bahkan melemparinya dengan batu.
Pelacur dan anjing
kurap adalah ciptaan Allah yang Maha Pengasih, maka kasihilah sebagaimana
Allah juga mengasihi mereka.
Anjing itu lari
ketakutan sampai ke luar desa, dan akhirnya – karena lelah dan kehausan – hewan
malang itu ambruk di pinggir sumur. Nampaknya, tak ada harapan lagi buat anjing
itu. Dia pasti mati kalau tidak segera mendapatkan minum.
Namun di saat kritis
itu, lewat seorang pelacur. Ia melihat anjing itu, terbaring putus asa dengan
lidah terjulur dan napas tersengal-sengal, dan ia merasa iba. Maka, ia lalu
melepas terompahnya (alas kakinya) dan merobek gaunnya. Dengan sobekan gaun dan
terompah itu ia lantas membuat timba untuk mengambil air dari sumur, lalu
memberi anjing itu minum.
Setelah puas minum,
anjing itu sehat kembali dan lantas pergi. Si Pelacur merasa gembira melihat
anjing itu tidak jadi mati kehausan. Melihat apa yang telah diperbuat oleh
hamba-Nya yang pelacur itu, Allah mengatakan kepada malaikatnya: “Catatlah
hamba-Ku itu. Dia adalah salah satu hamba-Ku yang akan masuk surga pertama.”
“Subhanallah…!” puji
orang-orang yang hadir dalam majelis itu, dengan harapan baru tumbuh dalam hati
mereka akan kasih sayang Allah.
Kisah Pembunuh 100 nyawa yang Masuk Surga
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu
‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebelum
kalian (dari kalangan bani Israil ada
seorang lelaki yang telah membunuh 99 jiwa, kemudian dia bertanya
tentang orang yang paling pandai di muka bumi. Dia diberitahu adanya
seorang ahli ibadah, dia pun mendatanginya, dia berkata, bahwa dia telah
membunuh 99 jiwa, apakah ada kesempatan untuk bertaubat?. Ahli
ibadah itu menjawab, ‘Tidak’. Kemudian lelaki tadi membunuhnya,
sehingga dia menyempurnakan jiwa yang telah dia bunuh menjadi 100. Dia
bertanya lagi tentang orang yang paling alim di muka bumi ini. Dia
diberitahu adanya seorang alim. Dia bertanya kepadanya, bahwa dia telah
membunuh 100 jiwa, apakah ada kesempatan untuk bertaubat ? Orang alim
itu berkata, ‘Ya’. Apa yang menjadi penghalang untuk bertaubat? Pergilah
ke daerah itu, di dalamnya ada banyak orang yang beribadah kepada Allah
Ta’ala, maka beribadahlah kepada Allah Ta’ala dengan mereka. Dan jangan
kembali ke daerahmu, karena ia tempat yang dipenuhi dengan keburukan.
Lelaki itu kemudian meninggalkannya dan menuju ke daerah yang disarankan
. Ketika di pertengahan jalan Malaikat Maut mengambil ruhnya (dia
meninggal dunia). Malaikat pembawa rahmah dan malaikat pembawa adzab
berselisih tentangnya. Malaikat rahmat berkata, ‘Dia telah datang dengan
bertaubat kepada Allah Ta’ala.’ Malaikat adzab barkata, ‘Dia tidak
pernah melakukan kebaikan sedikit pun’. Datanglah seorang malaikat dalam
bentuk manusia sebagai penengah di antara keduanya. Dia berkata,
‘Ukurlah antara kedua daerah tersebut, mana yang lebih dekat, maka itu
adalah bagiannya’. Keduanya pun melakukan itu, dan mendapatinya lebih
dekat kepada daerah yang dituju. Kemudian Malaikat Rahmat membawanya.”
(HR. al-Bukhari dan Muslim).
Kisah dalam hadits ini shahih yang
disebutkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim. Di dalam kisah ini
terdapat banyak pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua, bahwa kita tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah.
Hadist
Shahih Bukhari No. 2955 ; dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ; “Ketika Allah
menetapkan penciptaan makhluq, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang berada
di sisi-Nya di atas ai-‘Arsy (yang isinya): “Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku".
Dari
Abu Hurairah ra berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:” Allah
menjadikan rahmat 100 bagian, 99 bagian Allah tahan, dan Allah turunkan
ke bumi satu bagian. Satu bagian itulah yang menyebabkan sesama mahluk
saling menyayangi sampai kuda mengangkat telapak kakinya dari anaknya
khawatir mengenainya” (Muttafaqun ‘alaihi).
Hanya kepada-NYA tempat kembali, tempat mengadu, tempat memohon kasih sayang-NYA yang agung.
Bagi yang menginginkan bimbingan spiritual, bisa menghubungi Abah Abdul Karem (hp. 085337609896).
Oleh: Ummu Naila, Semoga Allah menyelimutinya dengan luasnya rahmat-NYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar